Saya membayangkan seorang perempuan, sederhana saja penampilannya, sedang mengajar di kelas dimana mahasiswa-mahasiswa menyimaknya dengan penuh perhatian. Wajah mereka serius, penuh tanya. Sesekali ada yang bermain handphone di belakang tapi tak apa, mereka nanti akan mengerti pentingnya belajar dan menghargai. Perempuan itu perlahan tapi pasti akan membuat mereka mengerti. Inginya hanya satu, membuat mahasiswa-mahasiswanya mengerti hidup itu adalah hari ini yang dilewati dengan penuh arti.
Saya membayangkan seorang perempuan, sederhana saja penampilannya, sedang berjalan menyusuri rak-rak di toko buku. Tak lama kemudian dilihatnya seorang gadis remaja tanggung sedang menggenggam sebuah buku yang biasa saja kovernya. Gadis remaja itu sedang membaca sinopsis buku itu. Sebuah senyum mengembang di wajahnya. Ah buku ini benar adanya. Saya harus berubah, terucap tanpa benar-benar ia sadari. Dan perempuan itu ikut tersenyum penuh arti. Satu lagi, ada satu orang lagi yang bisa ia bantu. Begitulah, ia berharap apa yang ia tulis bisa membantu. Meski tak ada yang tahu dialah penulisnya. Meski buku itu untuk sebagian orang hanyalah buku ecek-ecek saja. Tapi bagi dia, cukuplah jika ia bisa membantu satu orang saja. Bermanfaat, meski hanya untuk satu orang saja.
Saya membayangkan seorang perempuan, sederhana saja penampilannya, di toko busana muslimah sedang menata patung boneka perempuan yang dijulurkan gamis & lilitan jilbab yang elok dikepalanya, hingga boneka terlihat muslimah nan anggun, dengan keyakinan inilah caraku untuk bedakwah kepada para muslimah “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik.." (QS An-Nahl : 125).
dengan membawa misi yang luhur, isyaAllah
bermanfaat untuk muslimah menuju ma'rifat kepadaNya.
Saya membayangkan seorang perempuan, sederhana saja penampilannya, sedang
merawat pasien perempuan/akhwat di Rumah Sehat Islami dalam ruang
praktiknya, dengan keikhlasan & ketekunan men"herapy "
kesehatan islami ala Rasulullah saw, Bekam/Hijamah, dengan penuh
keyakinan atas kesembuhan pasiennya, Allah sudah menitipkan kekuatan-Nya dalam tubuh manusia untuk menyembuhkan dirinya sendiri
وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ
“dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku,” (Q.S. Asy-Syu’araa : 80)
Ayat ini sering terpasang di dinding rumah sakit Islam dan menjadi ayat favorit di fakultas kedokteran Islam. Sebuah ayat yang membesarkan hati pasien dengan harapan akan disembuhkan oleh Allah.
Saya membayangkan perempuan itu pulang ke rumahnya. Ada suara celotehan anak-anak yang terdengar samar dari halaman rumah. Ada juga suara berat laki-laki, ayah dari anak-anak itu yang terdengar ramah dan menyenangkan, ramah yang selalu membuatnya ingin pulang. Perempuan itu lalu duduk di depan kolam teratai, sejenak memperhatikan bayangan wajahnya yang penuh senyuman dari kolam itu. Dia melihat dirinya. Dirinya yang dalam bayangan saya, adalah saya.
Jika diizinkan seperti itu, ya Rabb….aamiin.